Sejarah Umum Nusantara
Assalamualaikum pembaca
sekalian, salam satu Nusantara salam satu Melayu. Pada postingan kali ini saya
akan mendiskusikan tentang “Sejarah Umum Nusantara”.
Nusantara ini
sudah melalui berbagai macam kisah, sepak terjang yang cukup panjang. Pada saat
era kita masih berupa kerajaan-kerajaan yang terpisah sampai akhirnya kita
bersatu menjadi sebuah kesatuan yang ternyata membuat Dunia terkejut. Saat ini
dunia dikejutkan bukan dengan pencapaian kita yang spektakuler dalam hal
ekonomi ataupun olahraga. Dunia terkejut ternyata kita mampu bersatu ditengah
berbagai macam perbedaan yang ada. Dunia terkejut karena kita bisa membangun
pondasi sebuah Negara modern yang dahulunya berpusat peradaban-peradaban yang
sangat gemilang di muka Bumi ini.
Sebutlah Sriwijaya,
Majapahit dan Melayu yang ketiganya diakui oleh sejarawan dunia sebagai
peradaban tinggi yang mampu melahirkan karya budaya yang terbilang maju
dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan lain yang hidup semasa dengannya. Seandainya
Belanda datang pada saat Sriwijaya tengah berkuasa, agaknya Belanda akan
menjadi bulan-bulanan askar Sriwijaya ataupun seandainya saja Sriwijaya pada
suatu masa dulu melakukan ekspansi ke Belanda, mungkin akan lain jadinya alur
sejarah Nusantara ini, hehe. Imajinasiku mulai melompat jauh kebelakang.
Baiklah kita
kembali lagi ke topik pembahasan “Sejarah Umum Nusantara”. Yang saya maksudkan
Nusantara disini ialah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei
Darussalam, Laos, Kamboja, Timor Leste dan Thailand. Sedangkan kawasan Vietnam
dan Myanmar bagi saya bukan termasuk dalam istilah Nusantara ini, karena secara
sejarah kedua kawasan ini memiliki perjalanan sejarah yang agak jauh
hubungannya dengan Negara-negara Nusantara. Contohnya, Vietnam dahulunya
merupakan bagian dari Kemaharajaan Cina, dimana Vietnam termasuk kedalam bagian
kawasan “Cina Selatan” sedangkan Myanmar dahulunya lebih dikenal dengan nama
Burma, merupakan sebuah kerajaan yang memiliki pengaruh di beberapa kawasan di
Asia Selatan, sedangkan hubungan langsung Burma dengan Nusantara hanyalah
konflik-konflik panjang perbatasan antara Burma dan Pattaya ataupun Siam.
Sedangkan Nusantara yang saya sebutkan sekarang menjadi 9 Negara
itu memiliki kekerabatan secara history yang cukup kental antara satu dengan
lainnya. Baiklah kita bahas satu persatu.
1.
Indonesia
Jauh
sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa yang bersifat menghancurkan nilai-nilai lokal.
Di Indonesia banyak kerajaan yang berdiri megah dengan hasil bumi yang menjadi
kekayaan utama kerajaan. Sebutlah Samudra Pasai, Kutai, Singosari, Majapahit,
Sriwijaya, Melayu, Pagaruyung, dan berbagai macam kerajaan-kerajaan lain yang
saling silih berganti memegang tampuk kekuasaan pada beberapa daerah lintas Negara
di Nusantara ini.
2.
Malaysia
Seperti
juga Indonesia, Malaysia juga memiliki banyak kerajaan-kerajaan masa lampau
yang memiliki kekuasaan yang sangat luas, sebutlah Kemaharajaan Melaka dan
berbagai macam kerajaan lainnya yang saling silih berganti berganti kuasa di
Nusantara ini.
3.
Singapura
Singapura
pada masa dahulu lebih dikenal dengan nama Temasek, merupakan sebuah Pulau yang
memang telah memegang peranan penting bagi jalur pelayaran dan perdagangan
antar Negara. Hampir boleh dibilang, kerajaan yang mampu menanamkan pengaruhnya
di Singapura maka ia akan memperoleh pemasukan keuangan yang besar, karena
Singapura berada pada jalur lintas laut yang paling strategis di Nusantara ini.
4.
Brunei Darussalam
Kejayaan
kerajaan Brunei pada masa dulu, disebut dalam buku sejarah sangatlah luas
bahkan sampai berkuasa ke Filipina Utara. Brunei sendiri yang pada peta
kekinian hanya terdiri dari sebagian kecil kawasan di Utara Pulau Borneo,
sebenarnya pada suatu masa lalu memiliki pengaruh yang luas di Borneo hingga
Filipina.
5.
Filipina
Jauh
sebelum para penjelajah Spanyol datang di Kepulauan Filipina. Kawasan ini
berdiri kerajaan Sulu yang kekuasaannya terdiri dari Filipina Selatan dan Sabah
(Malaysia). Kekuasaan kerajaan di Filipina boleh dibilang merupakan pengaruh
Kerajaan Sulu dan Kerajaan Brunei. Alkisah, ibukota Filipina Modern yaitu
Manila berasal dari sebuah Kota Muslim yang bernama “Amanillah”.
6.
Timor Leste
Timor
Leste memiliki hubungan erat dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Bali, bahkan
di Timor Leste juga pernah berdiri kerajaan kuno yang memiliki pengaruh
dikawasan lokal NTT dan NTB yang.
7.
Thailand
Thailand
adalah sebuah Negara yang diadopsi dari kawasan geografis yang secara historis
merupakan Siam. Kerajaan Siam merupakan kerajaan yang paling stabil pengaruhnya
di Thailand, pada masa kerajaan Siam inilah mereka mampu melakukan serangan ke
Burma dan mencegah aneksasi Burma pada kawasan-kawasan lama yang dulunya
dikuasai kerajaan Pattaya ataupun Ayuttaya. Thailand disebut-sebut sebagai
kawasan yang meneruskan legitimasi dari Sriwijaya. Bahkan ada beberapa ahli
sejarah yang berspekulasi bahwa sesungguhnya kerajaan Sriwijaya itu terletak di
Thailand bukan di Palembang. Entahlah. Yang jelas struktur bangunan kuno era
keemasan Sriwijaya memang masih banyak terdapat di Thailand sedangkan di
Palembang sendiri struktur-struktur lama tersebut telah hilang entah kemana.
Di
Thailand juga pernah ada kerajaan Langkasuka, yang disebut-sebut sebagai pondasi
dari peradaban-peradaban Melayu di kemudian hari. Mungkin saja. Namun hal ini
harus dilakukan penelitian lebih lanjut kembali. Yang jelas masa pendirian
Langkasuka memang lebih tua dari sekedar era kerajaan Sriwijaya itu sendiri. Apakah
kerajaan Sriwijaya ataupun Kerajaan Melayu merupakan penerus generasi
Langkasuka? Mungkin saja.
8.
Kamboja
Kamboja
era sekarang yang beribukota di Pnomh Penh dahulunya merupakan sebuah Kerajaan
Champa yang memiliki hubungan yang erat dengan hampir semua peradaban besar
lainnya di Nusantara. Kerajaan Champa ini berkuasa hingga ke sebagian Vietnam
Selatan dan Laos namun akhirnya seiring dengan persaingan yang sangat erat
dengan Cina, Burma dan Siam akhirnya kejayaan Champa hilang ditelan zaman. Namun
nama besar Champa pada suatu hari lalu masih menyimpan memory tersendiri. Di Kepulauan
Riau sendiri banyak pembesar Kerajaan yang memiliki darah Champa.
9.
Laos
Laos
era kekinian dahulunya merupakan kawasan yang menjadi perebutan antara Siam dan
Champa. Hingga akhirnya mereka berhasil menjadi Negara modern pada abad 20. Pengaruh
Kamboja dan Thailand yang mulai melemah akibat tekanan Prancis yang membuat Laos
memiliki celah untuk merdeka. Sedangkan pada masa dulunya. Lao merupakan negeri
yang merupakan taklukan dari kerajaan Champa.
Diatas
merupakan gambaran umum Kerajaan-Kerajaan yang ada dimasa lalu dikonversikan
pada era kekinian. Saya menuliskan berbagai macam kerajaan tersebut, dengan
mencampur adukkan berbagai macam kerajaan Era Hindu-Budha dan juga Islam.
Karena kali ini saya ingin mengkaji Nusantara lintas Agama dan Lintas tahun. Memang terjadi perbedaan yang jauh jika mengkaji sejarah Nusantara pada era Islam. Karena hampir semua Kerajaan Islam di Nusantara menjadikan Islam sebagai pondasi utama kerajaan dan meletakkan faktor laiinya sebagai nomer sekian. Melayu Islam, Jawa Islam, Bugis Islam dan Minang Islam secara adat istiadat sudah berbeda dengan kerajaan-kerajaan dahulunya. Namun Kerajaan-Kerajaan era Islam itu berusaha membangkitkan kejayaan peradaban masa lampau dengan bersandikan pondasi ke Islaman. Sedangkan jika kita berbicara dalam Konteks Nusantara secara luas dan mendalam maka kerajaan-kerajaan kuno yang ada di bumi Nusantara ini jauh sebelum beredarnya pada penyebar Agama Islam dari tanah Arab dan Cina juga merupakan pribumi-pribumi yang merupakan nenek moyang kita sendiri. Semoga Allah menempatkan mereka bersama orang-orang mulia di surga kelak.
Karena kali ini saya ingin mengkaji Nusantara lintas Agama dan Lintas tahun. Memang terjadi perbedaan yang jauh jika mengkaji sejarah Nusantara pada era Islam. Karena hampir semua Kerajaan Islam di Nusantara menjadikan Islam sebagai pondasi utama kerajaan dan meletakkan faktor laiinya sebagai nomer sekian. Melayu Islam, Jawa Islam, Bugis Islam dan Minang Islam secara adat istiadat sudah berbeda dengan kerajaan-kerajaan dahulunya. Namun Kerajaan-Kerajaan era Islam itu berusaha membangkitkan kejayaan peradaban masa lampau dengan bersandikan pondasi ke Islaman. Sedangkan jika kita berbicara dalam Konteks Nusantara secara luas dan mendalam maka kerajaan-kerajaan kuno yang ada di bumi Nusantara ini jauh sebelum beredarnya pada penyebar Agama Islam dari tanah Arab dan Cina juga merupakan pribumi-pribumi yang merupakan nenek moyang kita sendiri. Semoga Allah menempatkan mereka bersama orang-orang mulia di surga kelak.
Kebudayaan
Nusantara ini umumnya terbuka akan sesuatu yang baru ataupun belum pernah
didengar. Namun pada sisi lain, masyarakat di Nusantara ini juga sangat setia
terhadap budaya. Kebanyakan kerajaan di Nusantara ini pada masa berperang
dengan penjajah Eropa kalau tidak menjadikan alasan Agama sebagai perang maka
alasan Budaya-adat untuk menari jumlah masa dalam jumlah besar.
Perlu
diketahui penjajahan Belanda atas Indonesia dan penjajahan Inggris atas
Malaysia bukanlah penjajahan mutlak karena penduduk Nusantara masih bebas
beribadah sesuai ajaran agama dan berbudaya dengan bebas. Para penjajah hanya
bisa menanamkan pengaruh ekonominya di bumi Nusantara ini. Karena Nenek Moyang
kita berprinsip lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup dijajah. Dengan demikian
secara tidak langsung para penjajah terpaksa membiarkan penduduk Nusantara
bebas beragama dan berbudaya seperti sedia kala. Dalam hal ini permasalahan
yang ada di Filipina merupakan kasus lain pula. Terbukti sampai sekarang
masyarakat Moro di Filipina masih kukuh berupaya mendapatkan kejayaan kembali. Walau
akhirnya kini dikaitkan dengan ISIS, tentunya ini ada faktor politik pula.
Di
Indonesia sebenarnya Belanda tidak benar-benar bisa menancapkan pengaruhnya
secara penuh di Nusantara. Masih saja ada kerajaan yang tetap menggangu upaya
perluasan kekuasaan Belanda. Saya sangat yakin, para penjelajah Belanda sama
sekali tidak menyangka bahwa mereka ternyata bisa menguasai seluruh Indonesia,
namun hal ini memakan waktu ratusan tahun. Terkadang Belanda hanya menjadi
pihak yang menonton sepak terjang pertempuran antar kerajaan di Nusantara dan
kemudian meraup keuntungan dari hal tersebut. Sewaktu Sekolah dulu guru selalu
menekankan bahwa Belanda menerapkan taktik Devide
Et Impera untuk menguasai Nusantara dalam arti mereka memecah belah
persatuan di Nusantara ini. Namun pada kenyataannya memang di Nusantara ini
terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda sehingga mau tidak mau
demi urusan pemerintahan dan politik yang memang sudah sejak lama terjadi kita
harus saling berperang satu sama lain, lalu dalam keadaan inilah Belanda
mengambil kesempatan. Belanda seringkali tak perlu bersusah payah untuk mengadu
domba kerajaan di Nusantara karena kita memang saling berbeda satu sama lain. Kalau
tidak tak mungkin ada istilah Bhinneka
Tunggal Ika (walaupun berbeda tetapi tetap satu jua).
Iya, kita memang majemuk, memang atas
kehendak yang maha kuasa lah yang membuat kita bersatu, buktinya ketika kita
bersatu Belanda tidak bisa mememangkan konflik dengan Indonesia. Seandainya Indonesia
telah ada sejak dulu kala (ratusan tahun yang lalu) agaknya sejarah akan
terbalik, yaitu Negara-negara Asia Tenggara lah yang menjajah Eropa Barat
sedangkan Indonesia menjajah Belanda. Namun yang terjadi pada masa lalu memang
Belanda lah yang menjajah Indonesia. Namun bukan Indonesia seperti hari ini,
karena pada masa itu kita memang saling bersaing satu sama lain. Belanda
ibaratnya datang ditempat dan waktu yang tepat, padahal secara militer mereka
bukanlah Negara yang harus disegani. Itu juga sebabnya beberapa Kerajaan
Nusantara pada awal kedatangan Belanda di Nusantara ini tidak terlalu takut
pada Belanda. Kerajaan Nusantara terlalu sibuk saling berperang satu sama lain
dan berperang menghadapi Spanyol dan Portugal yang bermental destroyer sedangkan Belanda yang hanya
berorientasi bisnis tak terlalu dianggap sebagai ancaman. Namun begitulah
kenyataannya kita memang dijajah Belanda.
pelajaran yang berharga dari kedatangan belanda itu adalah sebuah tatik strategi perang pertahanan yang terbaik adalah menyerang. masuk ke wilayah orang. dengan masuk kewilayah orang kita tau seluk brluk negara itu sumber kekuatan dan sumber kelemahannya. lihat demak yang berani menyerang portugis berkali kali di malaka walaupun gagal tapi cukup membuat ciut nyali orang portugis yang tak pernah berani masuk wilayah demak.
ReplyDeletepelajaran yang berharga dari kedatangan belanda itu adalah sebuah tatik strategi perang pertahanan yang terbaik adalah menyerang. masuk ke wilayah orang. dengan masuk kewilayah orang kita tau seluk brluk negara itu sumber kekuatan dan sumber kelemahannya. lihat demak yang berani menyerang portugis berkali kali di malaka walaupun gagal tapi cukup membuat ciut nyali orang portugis yang tak pernah berani masuk wilayah demak.
ReplyDelete