Gurindam 12 Pasal Yang Kedua dan Maksud Yang Tersirat Didalamnya



Gurindam 12 Pasal Yang Kedua dan Maksud Yang Tersirat Didalamnya

Pada posting terdahulu saya pernah membahas tentang makna yang tersirat dari gurindam 12 pasal yang pertama. Pada kesempatan kali ini saya akan membuat postingan tentang maksud yang tersirat dalam Gurindam 12 Pasal yang kedua. Secara umum Gurindam 12 Pasal yang kedua ini ialah penjabaran dari Hukum Islam dalam kaedah bahasa Melayu. 


Bismillahirrahmanirrahim 


Gurindam 12 Karya         : Raja Ali Haji
Penafsiran makna yang tersirat oleh : M Zulfahri Afiat

Ini Gurindam pasal yang kedua:

Barang siapa mengenal yang tersebut,
Tahulah ia makna takut.

Seorang shah menjadi Muslim ketika didalam hatinya terdapat iman kepada Allah dan Rasul. Sebagai seorang Muslim kita diwajibkan untuk mengucap sahadat “Ashadu Ala Ilaha Ilallah Wa Asyhadu Ana Muhamad-an Abduhu Wa Rasuluh” sebagai bukti keimanan kita. Yang artinya “aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad Rasul (Utusan) Allah” secara kalbu dan lisan, mengucapkan keimanan sebagai seorang muslim, maka kita telah menjadi pengikut ajaran agama yang benar.
Maksud ayat ini ialah, siapa yang mengenal kekuasaan Allah Subhanallah Wata’ala maka ia akan mengetahui kemana seharusnya rasa takut didalam hati dialamatkan. Manusia seharusnya tidak takut kepada hal-hal lain didunia ini. Rasa khawatir didalam batin terhadap sesuatu yang membahayakan diri tentu hal yang wajar, namun apabila rasa khawatir itu terbawa-bawa menjadi ketakutan yang berlebihan (paranoid) maka hal itu menjadi tidak baik. Rasa takut yang paling atas dan paling utama seharusnya hanya kepa Allah Subhallah Wata’ala.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,
Seperti rumah tiada bertiang.

Ayat ini bermaksud bahwa shalat itu ialah pondasi keimanan seorang Muslim, tanpa shalat seorang muslim diibaratkan sama saja dengan rumah tanpa pondasi. Tentu saja rumah itu tidak dapat berdiri. Sebagai seorang Muslim kita wajib mendirikan shalat 5 kali sehari dengan jumlah 17 raka’at. Hal ini menjadi pondasi kita untuk keimanan yang lebih kusyu kepada Allah Subhanallah Wa Ta’ala.

Barang siapa meninggalkan puasa,
Tidaklah mendapat dua termasa.

Maksud ayat ini ialah bagi siapa yang meninggalkan puasa maka dia tidak mendapat kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Barang siapa meninggalkan zakat,
Tiadalah hartanya beroleh berkat.

Maksud ayat ini ialah tentang pentingnya zakat, zakat itu berfungsi untuk mensucikan harta yang didapat di jalan Allah yang sebagiannya digunakan untuk bersedekah kepada orang-orang yang belum beruntung mendapatkan rezeki yang lebih.

Barang siapa meninggalkan haji,
Tiadalah ia menyempurnakan janji.

Didalam rukun Islam terdapat ketentuan “Naik Haji Jika Mampu” dalam artian, ketika secara harta dan kesehatan kita sudah sanggup maka tidak ada alasan untuk menunda ibadah haji. Karena tujuan kita untuk mencari nafkah adalah untuk memudahkan segala aktifitas ibadah kita yang berkaitan dengan iman kepada Islam, dan diantaranya ibadah haji.



Demikianlah Gurindam 12 Pasal yang kedua, semoga dengan membaca Gurindam 12 ini dapat membangkitkan kembali rasa cinta kita kepada Agama Allah dan dapat menambah rasa cinta kita terhadap adat budaya Melayu. Amin.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gurindam 12 Pasal Yang Kedua dan Maksud Yang Tersirat Didalamnya"

Post a Comment