Pantun Melayu Tak Usang Di Kepulauan Riau



Pantun Melayu Tak Usang Di Kepulauan Riau

Orang Melayu itu kalau hendak mengutarakan sesuatu selalu memulai dengan kiasan terlebih dahulu. Masyarakat Melayu dulu-dulu lebih hebat lagi, mereka mengutarakan niat dihati mereka dengan berpantun. Cerita kehebatan orang Melayu berpantun bukan isapan jempol belaka. Ini masih bisa dibuktikan dengan generasi Melayu tahun 1940 dan 1950 masih banyak yang mahir berpantun. Mereka seolah tidak lagi memikirkan bagaimana menyusun rangkaian pantun yang bagi kita orang awam ini sulit. Namun, mereka para ahli pantun itu, sudah menyimpan kosa kata yang indah diluar kepala.

Generasi Melayu di era sekarang biasanya dikenalkan dengan pantun sejak usia dini. Di Kepulauan Riau khususnya, telah terbentuk komunitas-komunitas seniman yang juga membidangi pantun salah satunya. 

Kebiasaan berpantun merupakan kebiasaan orang Melayu. Walaupun suku-suku di Nusantara selain Melayu juga ada yang memiliki kebiasaan berpantun, namun volumenya tidak sebesar masyarakat Melayu. 

Kepulauan Riau negeri pantun
Dewasa ini, pergelaran lomba-lomba pantun sering diadakan terutama di Provinsi Kepulauan Riau. Diharapkan generasi mendatang tetap tidak melupakan nilai-nilai luhur adat istiadat Melayu.

Berpantun ini memerlukan kreativitas yang tinggi. Berpantun ini memerlukan kemampuan berfikir yang cepat, ini membuktikan intelegensia orang-orang Melayu itu memang luar biasa.

Di era internet ini, memang banyak orang-orang yang juga dikenal suka berpantun baik di televisi maupun di media-media sosial. Namun, harus diakui mereka yang terkenal karena kemampuan berpantun itu masih bisa “dijengkal” kemampuannya oleh para seniman pantun dari Kepulauan Riau. Hal ini bukanlah suatu yang mengada-ada. Karena pada dasarnya, para pemantun dari tanah Melayu biasanya memiliki kiasan dengan penggunaan kosa kata yang lebih beragam dan lebih puitis dengan kemampuan memilih kata-kata yang kiasan Melayu. Sebagai conton “bunga Melaur”, “Berkiau”, “Pawana” dan sebagainya.

Kepulauan Riau yang pernah melahirkan para seniman dan penyair yang hebat-hebat pada masa lalu. Memang seolah masih terus bergeliat membangkitkan kembali semangat Seni yang telah tertanam didalam aliran darah generasi zaman sekarang.

Sebagai generasi muda, mari kita terus mempelajari nilai-nilai lama yang memang tinggi akan nilai pembelajaran tersebut. Kita buktikan kita titisan darah Melayu yang memang bijak seloka, semangat wira dan mencintai seni budaya Melayu. Karena budaya Melayu bukanlah budaya kuno yang memalukan. Sebaliknya jika kita berbicara diranah karya sastra, justru Puak Melayu memiliki khazanah budaya tertinggi di Nusantara ini.

Para pembesar-pembesar negeri Kepulauan Riau ini nampak juga saling berlomba untuk memperdalami pantun. Terbukti dari setiap pergelaran, pembacaan pantun sudah bukan hal yang asing lagi di Kepulauan Riau. Semoga saja kita tetap mempertahankan keindahan pantun di tanah Melayu ini. Jangan sampai hal-hal seperti Pantun, Takraw, Gasing yang sudah mendunia ini malah direbut oleh pihak-pihak yang tidak menyayangi Melayu.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pantun Melayu Tak Usang Di Kepulauan Riau"

Post a Comment