Akulah Budak Mimpi


akulah budak mimpi

Luar biasa, entah apa kata yang tepat untuk mengungkapkan bakat Mukhlis. Saya bertemu dengan Beliau saat malam final Karya Tulis Ilmiah dan Film Dokumenter. Saat itu beliau membacakan puisi ciptaanya dengan penuh perasaan.

Saya merasa terwakili dengan puisi beliau ini. Singkatnya menurut saya puisi beliau menjelaskan tentang “tak ada lokak” atau “tak ada can” (kata orang Melayu). Bahkan bisa juga bermakna “kreativitas yang terkurung”. Namun entahlah, hanya si penulis puisi yang tau benar apa maksud disebalik kata-kata mutiaranya.

Dari awal sampai akhir pembacaan puisi, saya mendengarkan puisi beliau dengan serius. Saya sangat ingin bertemu kembali dengan Mukhlis dilain kesempatan untuk berbagi cerita tentang cita-cita, cinta dan Melayu. Saya yakin kalau tidak bertemu beliau dalam diwaktu dekat ini. Tentulah dimasa depan nanti saya akan bertemu dengan beliau, saat beliau telah dikenal ramai orang sebagai “Pujangga Kepulauan Riau”.

Dibawah ini adalah Puisi dari sang pujangga. Mari kita dukung Pujangga dari Kepri.



Amboi….. amboi…………
Alahai……
Akulah budak seribu mimpi
Nak jadi burung takut terkurung
Nak jadi ikan takut tenggelam
Nak jadi ayam takut dikandang
Nak jalan-jalan tak ada jalan
Sebab,
Atok
Nenek
Mak
Bapak
Akak
Abang
Tak peduli dengan kami
Padahal
Kami nak jolok bulan
Kami nak petik bintang
Kami nak panjat langit
Tapi mereka tak kasi
Huhuhuhuhuhuhuhuhu
Hahahahahahahahahahhaha
Namun,
Walaupun walau menjadi galau
Atau si atau menjadi ranjau
Biarkan kami sibudak mimpi
Tidur mengigau, mencekau cekau
Bermain bersama bayang-bayang, bayang
Tinggi  tinggi!!!
Hahahahaha
Kata Tuhan kami
Lawan saja mereka!!!!

Oleh : Mukhlis

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Akulah Budak Mimpi"

Post a Comment