Membela Orang Melayu Yang Suka Mengatakan “Takde”
Orang Melayu, saya juga orang
Melayu yang cinta budaya Melayu, yang sayang bahasa Melayu, yang mencintai negeri
saya Kepulauan Riau. Menurut hemat saya, orang Melayu adalah
orang-orang yang mau tidak mau ternyata sangat menarik perhatian orang dari
suku bangsa lain. Ini tidak bisa terbantahkan, cobalah kita lihat semua tanah Melayu
pasti disana juga ada hidup beragam bangsa di negeri Melayu. Dari Kampung
sampai ke Kota tetap saja selalu ada pendatang di bumi Melayu. Bahkan yang
lebih menarik lagi sampai ada istilah “Dimana ada kampung Melayu maka disitulah
ada orang Cina”. Entah mengapa, orang Melayu paling gampang akrab dengan
orang-orang Cina.
Banyak sudah pujian dan sanjungan
kepada orang-orang Melayu. Walau begitu, disebalik banyaknya orang yang memuji
keluhuran budi bahasa orang Melayu dan peradabannya yang indah ada juga orang
yang mengolok-olok bangsa Melayu. Bahkan yang paling menyakitkan ada yang
mengatakan Melayu itu pemalas. Hal ini pernah saya bahas pada postingan
sebelumnya. “benarkah Melayu itu pemalas”.
Ada satu hal lagi yang identik
dengan orang Melayu yaitu kebiasaan orang Melayu mengatakan “tak ade” ataupun “takde”
saat ditanyakan "mau pergi kemana?" atau "darimana?" ataupun "beli apa?.
Bagi orang-orang yang tidak
menyayangi orang Melayu kebiasaan menyebut istilah takde ini dikaitkan dengan
sifat pemalas orang Melayu. Bahkan ada juga yang menyebut hal ini karena orang
Melayu itu “pelit”. Alamak...!! darimana pula kajian tentang orang Melayu
pelit/pelokek/kikir itu berasal.
Baiklah, lagi-lagi kali ini saya
akan membela orang Melayu. Kenapa orang Melayu ketika ditanya “akan pergi
kemana?” atau “nak pegi kemane?” selalu menjawab “takde”? jawabannya karena
orang Melayu itu tak mau terlalu terkesan “sok sibuk” orang Melayu juga tak mau
“menyombongkan diri”. Karena disebalik kata “takde” itu ada kebun durian
berhektar-hektar, ada kebun kelapa berhektar-hektar dan ada berton-ton ikan
dilaut yang baru dijaring dari laut. Orang Melayu menyebut “takde” ini sudah
mendarah daging didalam jiwa, tidak bisa dihilang-hilangkan. Sudah dari nenek
moyang kita dulu.
Karena kadang pertanyaan “nak
kemane?” itupun terkadang bukanlah pertanyaan yang benar-benar ingin
mendapatkan jawaban langsung. Terkadang hal itu hanya basa-basi. Maka jawaban “takde”
memang jawaban yang benar. Namun jika yang bertanya bersungguh-sungguh bertanya
“nak kemane” dan dijawab ‘takde” maka yang bertanya akan sungguh-sungguh
bertanya kembali, lalu barulah yang menjawab takde ini akan menjawab “nak pegi
ke kebon ngambek durian” dan sebagainya.
Bagaimanapun tidak semua orang
Melayu ramah dan bijak bicara, ada juga orang Melayu yang kikir dan sombong. Tetapi
mayoritas orang Melayu adalah orang yang ramah dan mudah bergaul. Mungkin saya
sendiri bukan orang Melayu yang bijak bicara dan mudah bergaul itu, tapi saya
hanya orang yang suka menjawab “takde” ketika ditanya.
0 Response to "Membela Orang Melayu Yang Suka Mengatakan “Takde”"
Post a Comment