Perenungan Tentang Kejayaan Melayu

Perenungan Tentang Kejayaan Melayu

Tulisan kali ini berangkat dari perenungan saya baru sebentar ini. Dimulai dari sebuah kalimat pernyataan yaitu “Kejayaan Melayu Itu Jauh Lebih Besar Dari Sekedar Data Yang Tertulis Di Buku Sejarah”. Kalau kita melihat penyebaran budaya Melayu yang sangat-sangat luas di Asia Tenggara ini maka akan didapatkan suatu  kenyataan seperti demikian. Di Cambodia dan Vietnam ada Melayu (Champa) di Thailand ada Melayu Pattani, di Taiwan ada Melayu Formosa, Di Pulau Kelapa (Cocoa Island, Australia) ada Melayu, di Filipina ada Melayu Sulu. Di Indonesia, Malaysia , Brune Darussalam dan Singapura ada Melayu.

Dari kota hingga ke desa ada masyarakat Melayu di kawasan-kawasan diatas. Mereka bukan masyarakat pendatang tetapi mereka ialah  masyarakat pribumi dan penduduk tempatan yang sudah ratusan tahun tinggal di kawasan-kawasan yang tadi saya sebutkan.

Memang kenyataan kini hanya Malaysia yang berstatus sebagai negara yang mengakui adat budaya Melayu sebagai budaya negara, disusul oleh Brunei dalam jumlah penduduk yang tidak sebesar Malaysia. Hingga akhirnya seolah jika kita berbicara tentang Melayu maka kita hanya berbicara tentang Malaysia. Padahal kenyataannya tidak demikian. Melayu itu pada dasarnya menyebar hingga ke pelosok-pelosok negeri di Asia Tenggara ini.

takkan melayu hilang di dunia

Di Indonesia pun mungkin hanya Kepulauan Riau dan Riau saja yang bangga mengakui diri sebagai Bumi Melayu. Di beberapa daerah lain yang ada Masyarakat berbudaya Melayu mereka hidup sebagai kaum minoritas. Contohnya Sumatera utara yang mayoritasnya Suku Batak, sedangkan Melayu hanya dianggap suku kedua atau mungkin ketiga. Contoh lainnya di Kalimantan Barat, dimana masyarakat Melayu disana hidup berdampingan dengan mayoritas Suku Dayak.

Melayu Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung dan Lampung hanya sedikit yang bangga mengaku sebagai orang Melayu universal. Mayoritas mereka lebih bangga menyebut dirinya sebagai orang, Jambi, Palembang, Bangka atau Lampung daripada mengakui dirinya sebagai orang Melayu. Ini berbeda dengan masyarakat Melayu di Kepulauan Riau dan Riau yang lebih bangga Mengaku sebagai Melayu daripada mengaku sebagai orang Kepulauan Riau atau Riau. Namun begitu baik itu Melayu di seluruh Sumatera, Kalimantan, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, Australia mereka semua memiliki adat istiadat yang sangat mirip dan memiliki logat bahasa yang saling berkaitan antara satu sama lainnya.

Tidak ada batas Negara pada penyebaran budaya Melayu. Tidak ada batas Negara, Provinsi ataupun negeri yang menyekat jiwa-jiwa Melayu untuk tetap menjaga adat resam Melayu.

Walau bagaimanapun para penjajah dan orang yang dengki dengan Melayu mencoba mengusir dan menepikan masyarakat Melayu namun Melayu tetap akan bertahan dengan cara yang tidak dimengerti musuh-musuh Melayu. Ini agaknya berkaitan dengan fatwa Laksmana Hang Tuah yang mengatakan “Takkan Melayu Hilang Di Dunia”.


Fakta sejarah tetaplah fakta sejarah walau bagaimanapun hendak dirubah dan dilencengkan. Melayu tetaplah Melayu walaupun hendak dipecah belah oleh kaum pendengki. Melayu akan tetap jaya dengan cara sendiri yang tidak dimengerti oleh kaum pembenci. Hanya orang-orang yang berhati lapang dan menyayangi Melayu yang akan mengerti hal ini.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perenungan Tentang Kejayaan Melayu"

Post a Comment